Lonceng Merah

Kebanyakan orang pasti akan berpikir bahwa Rema adalah gadis misterius yang aneh. Rema memang pendiam, ia sering membaca buku di perpustakaan saat jam makan siang.
Entah apa yang ia baca. Tapi tiap Rema membuka buku itu, terdengar suara lonceng yang jernih.
Suaranya menggema hingga seluruh sudut ruangan. Orang lain tak dapat mendengarnya, hanya Rema yang bisa.
Saat Rema membaca halaman tengah buju itu, saat itulah terdengar langkah kaki yang mendekat ke meja baca Rema.
Gadis itu mengangkat kepalanya dan melihat anak lelaki seusianya. Ia tak terkejut. Rema merasa mengenal anak itu. Wajahnya memang tidak familiar, tampaknya ia murid baru.
Anak laki-laki itu mengangkat tangannya seraya berkata "Kau harus menemukan lonceng itu. Kau tahu resikonya bukan?."
Rema hendak bertanya, apa maksud ucapannya itu. Namun saat bel sekolah berdering anak itu segera menghilang.
Entah bagaimana caranya ia menghilang, Rema tak mau memikirkan hal itu.
2 bulan kemudian Rema kehilangan keluarganya. Mungkin ini adalah resikonya, batin Rema.
"Hai, aku Tenma. Kamu?" Rema tersenyum. "Aku Rema, bukankah kau murid baru? Mengapa kau mau berkenalan denganku?" Rema mulai risih karena tatapan tidak suka dari teman-temannya.
"Memang kenapa? Apakah ada larangan bahwa aku tak boleh berkenalan denganmu?" ujar Tenma santai.
Langkah mereka berhenti. Tenma menatap Rema dan berkata "Apakah kau dengar suara lonceng itu?."


To Be Continued...

Comments

Popular Posts